WAGATABERITA.COM – JAKARTA. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) pada Jumat (14 – 10 – 2022) memanggil jajaran Kepolisian ditingkat Mabes serta Kapolda dan Kapolres seluruh Indonesia. Awalnya tak diketahui ada apa gerangan para perwira Polri itu dipanggil Presiden ke Istana Negara.
Saat mengundang para Perwira Polisi tersebut, bahkan diperintahkan mereka agar tidak membawa HP dan juga tongkat komando serta tak diperkenankan memakai topi Kepolisian. Sehingga semakin membuat penasaran warga masyarakat hingga pejabat negara lainnya yang tak mengetahui maksud dan tujuan undangan Presiden tersebut.
Dalam kesempatannya pada pemanggilan tersebut Presiden menyampaikan terdapat banyaknya keluhan masyarakat atas kinerja Polri belakangan ini sehingga dirinya menganggap pihak Kepolisian harus segera berbenah diri agar Kepercayaan pada instansi tersebut dapat kembali meningkat.
- DIDUGA TAK SAH TETAPKAN TERSANGKA POLRES SIDOARJO DI PRAPERADILAN KAN
- WASPADA E TLE DIBERLAKUKAN SIAPA YANG MELANGGAR PASTI KEFOTO INI TITIKNYA
- PPKM MIKRO DITERAPKAN INI YANG DILAKUKAN POLDA JATIM GUNA MENEKAN PENYEBARAN COVID
- PJS BUPATI TRENGGALEK APRESIASI INOVASI KAPOLRES KHUSUSNYA PROGRAM BAGI PARA DIFABEL
- HARI JADI LALU LINTAS SATLANTAS POLRES PAMEKASAN LAKUKAN TASYAKURAN DAN POTONG TUMPENG
Presiden menyampaikan saat penanganan covid – 19 Kepercayaan masyarakat pada Instansi Polri sangatlah tinggi tetapi terjadinya beberapa kejadian di kuburan Polri membuat kepercayaan masyarakat pada Kepolisian menurun tajam sehingga hal tersebut membuat Presiden wajib memberikan arahan pada pimpinan Kepolisian seluruh Indonesia.
Pada kesempatan nya Presiden menyampaikan. “Keluhan masyarakat kepada Kepolisian sebesar 29,7 persen adalah masalah pungli. Sementara keluhan lain yakni mencari – cari kesalahan terdapat 19,2 persen. Termasuk hidup mewah juga menjadi salah satu keluhan dari masyarakat pada Kepolisian.” Ungkapnya.
Oleh sebab itu Presiden berharap semua anggota Polri agar meredam tindakan sewenang – wenang dan melakukan pendekatan represif pada masyarakat agar kepercayaan pada Kepolisian dapat kembali meningkat.
Kepala Negara mengingatkan situasi sulit sedang dihadapi saat ini akibat gelombang dan badai ekonomi global, sehingga seluruh jajaran Polri diminta memiliki kepekaan pada situasi krisis (sense of crisis) agar lebih memperhatikan gaya hidupnya sehingga tidak menimbulkan kecemburuan sosial dan menjadi sorotan masyarakat.
Perkembangan teknologi saat ini menyebabkan perubahan interaksi sosial total sehingga dimasa keterbukaan ini semua orang dapat mengabarkan peristiwa apa yang terjadi pada media sosial tak hanya di TV, media cetak, atau media online.
“Saya ingatkan seluruh pejabat wajib mengerem total masalah gaya hidup jangan ada letupan sosial akibat kecemburuan sosial ekonomi. Jangan gagah – gagahan karena punya mobil bagus, punya motor gede bagus. Hati – hati.” Pinta Presiden. (Red)