Senin, 28 April 2025, 22:15
Home / EKONOMI / INSPIRASI / MAHASISWA UNAIR CIPTAKAN COCO MASK, MASKER TERAPI UNTUK FLU DAN BATUK
COCO MASK Buatan Mahasiswa UNAIR. Sumber Foto : Nur Rizki Utomo Putri

MAHASISWA UNAIR CIPTAKAN COCO MASK, MASKER TERAPI UNTUK FLU DAN BATUK

WAGATABERITA.COM – SURABAYA. Lima mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi (FST) Universitas Airlangga, ciptakan inovasi masker terapi. Masker yang dinamai “COCO – MASK (Common Cold Mask) itu, diperkaya aroma ekstrak herbal yang bisa membantu mengatasi flu dan batuk.

Ayu Ummi Maufiroh, Ketua Tim inovasi mengatakan bahwa COCO MASK memiliki kelebihan tersendiri. Keunggulan COCO MASK dibandingkan dengan masker lain adalah, mengandung the best FST (Flexible design, Sambiloto herbal extract dan Top Grade) Masks. Masker ini memiliki desain yang fleksibel dan mudah dibawa kemana – mana.

Selain itu kandungan ekstrak sambilotoyang memiliki zat Andrographolide, telah teruji dapat meningkatkan imunitas (kekebalan) pada saluran pernafasan hidung. Sehingga masker ini efektif digunakan untuk mengatasi common cold (flu dan batuk).

“Masker ini efektif digunakan selama 3 – 5 hari setelah gejala muncul,” kata Mahasiswi Jurusan Biologi angkatan 2015 itu.

Ayu mengungkapkan jika selama ini pengobatan awal flu dan batuk, kerap kali dilakukan menggunakan obat – obat simptomatis yang diperoleh di apotik atau toko obat. Padahal penggunaan obat itu untuk penyakit flu dan batuk dapat menimbulkan efek samping berbahaya.

“Dari beberapa jurnal Internasional, menyebutkan bahwa pengobatan menggunakan obat itu dapat memberikan efek samping pada saluran cerna dan resistensi patogen,” katanya Selasa (13/06/2017).

Penyakit flu dan batuk sendiri biasanya disebabkan oleh Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) non – spesifik. Infeksi tersebut disebabkan virus kategori air borne disease. Virus ini menular ketika tetesan patogen terkontaminasi dengan udara sehingga terhirup oleh manusia. Selain itu didukung pula suhu lingkungan yang cenderung berubah karena Indonesia yang memiliki iklim tropis dengan intensitas curah hujan yang tinggi. Untuk meminimalisir virus tersebut, masyarakat cenderung menggunakan masker.

“Gejala umumnya terlihat sekitar 1 – 3 hari setelah penularan dari batuk yang mengandung virus. Tanda dan gejalanya seperti hidung berair dan tersumbat, sakit tenggorokan, batuk, sakit kepala ringan, dan mata berair. Untuk meminimalisir penularannya, masyarakat perlu menggunakan masker hidung, salah satunya seperti COCO MASK,” jelas Ayu.

Sementara itu Produk COCO – MASK ini dijual secara eceran dan dikemas dalam kardus. Satu kardus berisi 6 masker herbal, sedang per lembar masker dijual Rp 5.000. Selama tiga bulan produk ini dibuat, sudah terjual 108 buah masker yang tersebar ke beberapa daerah di Jawa. Kedepan produk ini akan dipasarkan ke luar Jawa, bahkan diproyeksi juga ke luar negeri.

“Dengan harga yang ekonomis dan tidak menguras kantong, tetapi sudah bisa mendapatkan masker yang memiliki manfaat lebih sebagai terapi dibandingkan masker biasa,” pungkas Ayu. (Nur Rizki Utomo Putri/Halu)

Check Also

BEGINI KEGIATAN WISUDA UNSURI TAHUN 2023

WAGATABERITA.COM – SURABAYA. Universitas Sunan Giri Surabaya Jl. Brigjend Katamso Sidoarjo berhasil