WAGATABERITA.COM – MALANG. Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) mengingatkan para walikota anggota APEKSI untuk tanggap menyikapi cepatnya perubahan. Ini penting, sebab jika tidak segera diantisipasi akan tertinggal dengan kemajuan negara – negara lain.
“Saat ini perubahan terjadi begitu cepat, dan sangat berbahaya jika para pemimpin daerah tidak menyadarinya. Tindak lanjut perlu segera dibuat agar kita tidak hanya terjebak pada rutinitas dan hal yang monoton,” ujar Presiden Jokowi.
Kata Presiden Jokowi, dahulu saat orang baru belajar internet, belum selesai sudah muncul mobile internet, bahkan sekarang sudah muncul teknologi artificial intelegent. Oleh sebab itu jika ingin memenangkan pertandingan suatu kota, harus mampu mengikuti perkembangan dan perubahan yang terjadi. Disamping itu, setiap kabupaten/kota harus menerapkan tiga strategi yakni terus berinovasi, kreatifitas dan mengembangkan enterpreneurship.
“Lima tahun lagi generasi Y akan mulai masuk pasar dan mendrive perubahan, karenanya anak – anak kita harus disiapkan menghadapi itu, kalau tidak ingin ketinggalan. Saya yakin para Walikota sejak saat ini sudah memikirkan langkah – langkah kedepan,” tandasnya, lalu menambahkan, pentingnya diferensiasi kota. Dia mencontohkan Kota Bali harus beda dengan Kota Balikpapan dan Kota Makassar maupun kota – kota lainnya. Setiap kota di Indonesia harus mulai menyiapkan perkembangan kotanya untuk 10 tahun kedepan.
Dalam siaran pers Humas Pemrov Jatim, Kamis (20/07/2017) Jokowi mengatakan, kota – kota di Indonesia memiliki kemampuan, namun tidak pernah diurusi karena terjebak pada rutinitas. “Saya tahu rancangan tersebut tidak akan selesai dalam waktu lima tahun, tapi dalam waktu sepuluh tahun kepala daerah harus memastikan bisa terwujud,” ujarnya.
- AKADEMISI MALAYSIA SARANKAN PEMERINTAH TIRU MODEL TRANSFORMASI DOLLY DI NEGARANYA
- PERWAKILAN UNIVERSITAS ISLAM SE – ASIA TENGGARA LAKUKAN CITY TOUR DI EKS LOKALISASI DOLLY
- NURDIN : KUNCI MEMERANGI RADIKALISME DARI SEKTOR PENDIDIKAN DAN EKONOMI
- UINSA GELAR ASIAN ISLAMIC UNIVERSITIES ASSOCIATION YANG KE – 5
- JANGAN KARENA LIBERALISASI MENGHAPUSKAN NILAI – NILAI KULTURAL BANGSA
Dari total anggaran pembangunan yang ada, 60 persen harus digunakan untuk kegiatan prioritas. “Seperti APBN. Saya sekarang fokusbuntuk pembangunan infrastruktur karena sangat dibutuhkan oleh semua pihak. Percayalah jika kita fokus maka akan lebih menghasilkan dan lebih muda pengawasan dan kontrolnya,” katanya. (Endri Soedarto/Halu)