Jumat, 19 April 2024, 8:18
Home / JEMBER / KERJASAMA NYATA, BKKBN BUKA WORKSHOP DAN SOSIALISASI ADVOKASI KIE KEPADA ANGGOTA JRKI

KERJASAMA NYATA, BKKBN BUKA WORKSHOP DAN SOSIALISASI ADVOKASI KIE KEPADA ANGGOTA JRKI

WAGATABERITA.COM – JEMBER. Kerjasama nyata selama beberapa tahun belakangan antara BKKBN bersama Jaringan Radio Komunitas Indonesia (JRKI) membuat Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur, H Yenrizal Makmur, SP, MM, Jumat (14/09) malam membuka Workshop dan Sosialisasi Advokasi Konsultasi Informasi dan Edukasi (KIE) bagi mitra kerja berbasis komunitas dari anggota JRKI Jawa Timur.

Acara yang berlangsung di Green Hill Home Stay & Convention Center Rembangan Jember ini dihadiri 87 Ketua Lembaga Penyiaran Komunitas se Jawa Timur.

Kasub Bidang Advokasi KIE Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Toma Afriandi, SH, M.Si menjelaskan, Kerja sama sosialisasi Program KB antara Kantor Perwakilan BKKBN Jawa Timur dengan Radio Komunitas anggota JRKI di seluruh Jawa Timur sudah berlangsung 6 tahun dan hasilnya nyata.

“Boleh dibilang Radio Komunitas ini adalah ujung tombak sosialisasi Program KB di Jawa Timur,” ujar Toma.

Dalam sambutannya saat membuka acara yang akan berlangsung selama 2 hari, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Jawa Timur Yenrizal Makmur mengingatkan kembali bahwa tujuan Program KB adalah kesejahteraan dan kebahagiaan keluarga Indonesia.

Disebut Keluarga Berencana, demikian Yenrizal, maka sebelum berkeluarga calon pasangan suami istri seharusnya sudah harus punya macam – macam rencana. Bagaimana menyiapkan keluarga sehat, pendidikan anak, tabungan keluarga dan lain – lain.

Itu sebabnya Yenrizal Makmur minta bantuan anggota JRKI membantu BKKBN berteriak lebih kencang terkait masih tingginya angka pernikahan usia dini. Ia sebut, lima kabupaten di Jatim yang membukukan pasangan menikah di usia dini tertinggi adalah Kabupaten Malang (3.000 pasang), Bondowoso (1.300), Situbondo (760), Probolinggo (1.900) dan Sumenep (1.200).

Data hingga Juni 2018, pasangan yang menikah di usia dini di Jawa Timur tercatat ada 26.000 pasangan suami – istri.

Katakan pasangan itu menikah di usia 17 tahun, maka otomatis dia tidak lulus SMA.
Itu artinya pendidikannya terganggu. Karena tidak berpendidikan cukup, otomatis kapasitasnya juga terbatas.

“Akibat lanjutannya, akses ekonomi jadi ikut rendah. Dampak lainnya angka kematian anak dan ibu melahirkan juga tinggi. Karena pasangan usia dini punya risiko tinggi pula,” kata Yenrizal Makmur.

Usai upacara pembukaan, acara dilanjutkan dengan sosialisasi Program Kampung KB oleh Yenrizal Makmur dan Peran Kampung KB untuk percepatan Advokasi dan KIE KKBPK oleh Kabid Advokasi Penggerakan dan Informasi (Adpin) BKKBN Jawa Timur, Dra Maria Ernawati, MM.

Kabid Adpin BKKBN, Maria Ernawati, menambahkan, tahun 2016 pemerintah menargetkan tiap kabupaten ada 1 Kampung KB, tahun 2017 tiap kecamatan terdapat 1 kampung KB.

Di tahun 2018 pemerintah menargetkan pembangunan 625 Kampung KB di kawasan terpencil dan desa tertinggal serta di desa – desa berpotensi stunting atau gizi buruk. “Dengan bantuan JRKI saya yakin target itu bisa dicapai,” tegasnya.

Hari Sabtu kemaren acara dilanjutkan dengan materi Strategi JRKI mendukung Program KB oleh Ketua JRKI Pusat, Sinam M Sutarno dan Ketua JRKI Jatim, Wahyono.

Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Timur, Yenrizal Makmur menambahkan, Gubernur Jatim terpilih, Khofifah Indar Parawansa sudah membekalinya pekerjaan rumah terkait pembangunan keluarga yang bahagia dan sejahtera. (Red/Yami Wahyono, Minggu 16/09/2018)

Check Also

USAI DIBENTUK INI KEGIATAN PERTAMA PENGURUS PP IWO

WAGATABERITA.COM – JAKARTA. Jajaran Pengurus Pusat Ikatan Wartawan Online (PP IWO) yang terbentuk beberapa waktu …