Jumat, 19 April 2024, 0:37
Home / NEWS / INI BUKTI GENERASI MILENIALS TAK TINGGALKAN BUDAYA LUDRUK
Pemeran Ludruk

INI BUKTI GENERASI MILENIALS TAK TINGGALKAN BUDAYA LUDRUK

WAGATABERITA.COM – SURABAYA. Ludruk yang memiliki masa kejayaan di era tahun 80 an hingga 90 an memang semakin kurang digemari, khususnya para generasi Milenial, tetapi sekelompok perkumpulan kesenian Ludruk yang di beri nama Irama Budaya Sinar Nusantara terus melestarikan kesenian Ludruk tersebut.

Hingga saat ini perkumpulan ini tetap berjuang tanpa pamrih agar ludruk dapat kembali diterima oleh masyarakat khususnya generasi milenials.

Salah satu nya di lakukan dengan mengadakan pentas ludruk yang akan dikolaborasi bersama generasi Milenial diantara nya Mahasiswa Unair yang akan digelar di Aula Fajar Notonegoro (Fakultas Ekonomi Bisnis) Universitas Airlangga Jl. Airlangga No 4 – 6 Surabaya pada hari Minggu (28/04/2019) pada pukul 09 : 00 WIB dengan judul Ludruk “Aladin 1001 Malam Di Surabaya.”

Pentas bersama Mahasiwa, Ludruk yang membawakan cerita Aladin ini memasuki area Kampus yang mengisahkan seorang Pemuda yang memiliki seorang sahabat yang iri karena memiliki teman jin yang dapat membantu memenuhi segala keinginannya sehingga Sang sahabat menjadi iri dan mencuri Jin temannya Aladin, ingin mengetahui cerita selanjutnya silakan hadir pada pentas di hari Minggu 28 april mendatang.

Kamis (25/04/2019) para pemeran Ludruk yang segera dipentaskan di kampus adalah :

Imanuel Rio Atmaja

Imanuel Rio Atmaja yang memerankan Aladin, pria Kelahiran Surabaya, 31 Oktober 1993, adalah Karyawan Swasta dengan hobi nonton film dan olahraga. Motivasi berpartisipasi sebagai pemain adalah agar Ludruk dapat menjadi lebih kekinian dengan cerita yang sesuai dengan keseharian anak muda di masa sekarang, dan berharap kesenian ludruk dapat digemari oleh kalangan millennial dan memiliki nilai jual yang tinggi di industri layar kaca.

Bondan Dewabrata

Bondan Dewabrata S.I.Kom pemeran Jin ini adalah Mahasiswa MM Unair 51 AP yang juga bekerja sebagai Kepala Seksi Pengadaan Barang & Jasa PT Garam (Persero), termotivasi untuk memerankan jin dalam pagelaran ini karena berkeinginan mengaktualisasikan diri terhadap kesenian Jawa khususnya Ludruk, dan berharap di era modern ini Ludruk mendapatkan tempat di masyarakat dan banyaknya regenerasi pelawak yang dinilainya masih kurang. Karena sedikit sekali pelawak muda yang muncul. Saat ini pelawak dari kalangan tua yang masih lebih eksis.

Rr. Alifia Aulia Sari, S.Farm.,

Rr. Alifia Aulia Sari, S.Farm., Apt. memerankan Jasmine dalam acara Ludruk ini, adalah seorang Manager di sebuah PMA yang bergerak di bidang industri farmasi yang saat ini menempuh pendidikan S2 Magister Management di Universitas Airlangga, Peraih Wakil 1 Yuk Sidoarjo tahun 2003, yang hobby traveling dan wisata kuliner. mengungkap motivasinya dalam ikut berperan serta dalam pagelaran ini adalah berkontribusi dalam upaya melestarikan kesenian dan budaya tradisional khususnya ludruk, dan berharap kesenian dan budaya tradisional Indonesia, seperti kesenian ludruk dapat diterima masyarakat khususnya para millennial sebagai salah satu pilihan hiburan yang menarik.

Dr Gancar C Premananto, MSi. CMA.

Dr Gancar C Premananto, MSi. CMA.
Peran Seorang Ayah yang Gaul namun Religius, Dr Gancar C Premananto. MSi. CMA., merupakan KPS Magister Manajemen FEB UNAIR dan Ketua 1 APMMI 2017 – 2020, dan berharap Ludruk harus dapat diterima sebagai ikon wisata Surabaya dan dapat diterima masyarakat Intenasional.

Puji Karyanto

Puji Karyanto yang berperan sebagai Ayah Yasmin, adalah pria Kelahiran Cilacap, 3 februari 1969, merupakan Wakil Dekan I FIB, pembina teater mata angin, produser pentas drama DRAMATURGI, peneliti pada Unit Kajian Kebudayaan Jawa Timur di Rumah Kebudayaan, berharap kedepannya Ludruk bisa bertahan beradaptasi dengan tuntutan zaman.

Zainal Arifin

Pemeran lainnya adalah Zainal Arifin, adalah Pegawai BUMN Penjaminan (Jamkrindo), Ahli dalam penjaminan kredit, Mendalami ilmu di bidang Manajemen, Digital Marketer, Startup, dan Entrepreneur. Minat dalam ilmu filsafat, seni, dan budaya, dan harapannya terhadap Ludruk adalah adanya regulasi dari Pemerintah untuk melestarikan kebudayaan ludruk.

Izzaty Mawaddah Rahmawati

Izzaty Mawaddah Rahmawaty. S.A
Berperan sebagai Teman Jasmine yang cerewet adalah Mahasiswa Magister Manajemen Unair Angkatan 51 dan juga sebagai Relationship Manager Ritel Komersial di PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. motivasinya adalah Sebagai upaya dirinya untuk ikut melestarikan warisan budaya yang kini sudah mulai ditinggalkan. Berharap dirinya sebagai generasi millennial yang ikut berperan serta dalam pagelaran ini mampu menjadi contoh bagaimana menghadirkan Ludruk dalam dunia seni yang telah berubah dan berharap kesenian Ludruk di masa mendatang mampu memunculkan kiprahnya kembali dalam dunia seni untuk seluruh generasi, utamanya para millennial. Dan ludruk dapat terus melakukan inovasi baik dari segi peran, segi cerita, dan dari segi teknologi yang digunakan.

Jawad Farisi

Jawad Farisi berperan sebagai Sahabat Aladin adalah seorang Karyawan BUMN yang bercita – cita ingin menjadi entrepreneur di bidang fashion batik khususnya Batik Pekalongan untuk lebih mengangkat lagi terkait kebudayaan asli Pekalongan, termotivasi karena Ingin mengembangkan ludruk melalui ikut serta dalam pementasan ludruk supaya lebih memahami hakikat ludruk, dan berharap Ludruk dapat diminati kalangan millennial dengan mengemas ludruk itu sendiri supaya bisa up to date dengan perkembangan zaman misalnya ludruk musical, ludruk comica, ludruk pantomime.

Abi Rafdi Furqon.

Abi Rafdi Furqon termasuk The Leader dalam Ludruk Goes Millennial, Ketua Panitia Corporate Social Responsibility (CSR) adalah seorang karyawan perusahaan swasta dan memiliki toko grosir, tentang motivasinya menjadi leader dalam kegiatan ini adalah ingin mengenalkan kembali budaya yang sudah hampir ditinggalkan, dimana pelaku seni sudah mulai meninggalkan seni mereka karena merasa sudah tidak dihargai atau diingat, dan berharap diadakannya pergelaran seni Ludruk goes millennial : semoga ludruk makin dikenal, makin modern dan menjadi sebuah bisnis seni jawa timur.

Moch Jalal (Cak Jalal)

Moch Jalal, S.S.,M.HUM (Cak Jalal)
Kelahiran Bojonegoro, (10/08/1969) adalah Pembina Pakarsajen dan BSO Musik FIB juga sebagai pemain Ludruk dan Penulis skenario Ludruk hingga penulis lagu yang tentu hobinya Seni musik dan panggung termasuk olahraga, dengan motifasi ingin menghidupkan Ludruk dengan format sesuai era milenials yang ternyata generasi milenial masih memiliki perhatian pada kesenian ini dengan kontekstualitas yang sesuai.
Cak Jalal bermaksud menciptakan format ludruk sesuai kodisi milenial agar dapat berkibar lagi di Jawa Timur seperti tahun 80 an. (Juliman)

Check Also

BEGINI KEGIATAN WISUDA UNSURI TAHUN 2023

WAGATABERITA.COM – SURABAYA. Universitas Sunan Giri Surabaya Jl. Brigjend Katamso Sidoarjo berhasil