WAGATABERITA.COM – JAKARTA. Resto Fine Dining Jepang – Italia Misticanza yang hadir di loby Sahid Residence, Jakarta sebelas tahun lalu masih bertahan hingga kini walau telah diterpa berbagai kondisi.
Diketahui Sabtu (12 – 03) ini tepat HUT nya ke sebelas dimana sebelas tahun lalu dilokasi belum terdapat satupun tenan di loby maupun basement. Berikut penjelasan Owner Resto Fine Dining Jepang – Italia Misticanza, Akbar bagaimana restonya dapat bertahan hingga saat ini.
Akbar menjelaskan dalam memulai sebuah bisnis apalagi kuliner dengan segmen pasar yang terbatas dan premium dipastikan akan sangat sulit. Tetapi menurut Akbar di situlah tantangan bagi dirinya.
Tak hanya sulit, saat itu menurut Akbar bahkan akses dari Mid Plaza ke kompleks Sahid bahkan masih terhalang tembok. Sehingga akan menuju Misticanza bila melalui Sudirman harus berputar melalui Casablanca sehingga saat itu akses jalan termasuk salah satu hambatan yang tak mudah.
Memperingati HUT ini Akbar mengatakan. “Selama proses persiapan fit out dan kitchen, sebenarnya ada rasa ragu untuk berspekulasi, apalagi belum jelas siapa target marketnya.” Terang Akbar pada keterangan tertulisnya Minggu (13 – 03 – 2022).
Mental Akbar sebagai pengusaha sangat terpukul saat itu karena turut dibangun dua resto sejenis seperti Misticanza, mix Japan – Italy yang dibuka di Senayan City dan satunya di Grand Indonesia tetapi keduanya sempat mengalami kondisi sulit karena sepinya pengunjung dan akhirnya tutup.
Saat itu dengan support dan kemudahan dari managemen gedung sehingga semua proses finishing Resto Fine Dining Jepang – Italia Misticanza dapat terselesaikan. “Alhamdulillah, tepat pada waktu grass period berakhir.” Ingat Akbar yang memiliki hobby touring tersebut.
Kenang Akbar waktu itu tiga bulan awal selama restoran aktif benar dirasa saat itu kondisi yang dirasakan sangat berat. “Tetapi di bulan ke empat, mulai datanglah tamu – tamu yang kebanyakan ekspatriat orang Jepang. Mereka ternyata bukanlah orang yang fanatik pada menu makanan tertentu. Tak selalu menu makannya ikan atau daging yang mentah tetapi mereka suka juga aneka pasta, piza, serta salad,” Jelas penghoby musik sejak dimasa sekolah Menengah Atas itu.
Miza Yazawa General Manager Misticanza yang turut berkata saat ini di Jepang cukup banyak restoran Italia sehingga menu mix Japan – Italy seperti Piza dan steak tidak asing lagi bagi lidah kami. “Percampuran menu tersebut tidak terlalu ekstrim, hanya beberapa bumbu saja dipadupadankan.” Ungkapnya.
Untuk contoh lainnya tambah Miza makanan sejenis salad seperti bagna caude yaitu berbagai macam sayuran yang direbus atau dibakar dan disiapkan saus khusus untuk menikmatinya sementara di Italia sayuran tersebut umumnya dimakan dengan saus dari minyak zaitun dan bawang putih sementara di restoran dimodifikasi dengan menambahkan miso atau tauco sehingga jadi seperti saus yang sesuai dengan selera orang Jepang.
Selain itu terdapat menu ‘tartara di tono,’ berupa ikan tuna mentah yang dimakan dengan saus khusus dimana salah satu bahannya menggunakan wasabi. Selain itu arancini atau kroket nasi dimana butiran nasinya berbentuk bulat pendek mirip dengan butiran nasi risotto (nasi khas Italia). Denngan warna agak kehitaman karena telah dicampur tinta cumi dengan diberi daun bawang kemudian dibalurkan tepung panir terus digoreng sampai coklat.
Setelah menjalani waktu dari tahun ke tahun Misticanza berjalan lancar hingga badai pandemi corona melanda. Dijelaskan para customer ekspatriat Jepang yang merupakan 80 persen pelanggan loyal Misticanza akhirnya kembali ke Jepang.
Menurut Akbar saat ini lah yang terberat yang terjadi pada restorannya. “Inilah hari terberat kami, sejak dimulai era covid – 19. Para customer kami ekspatriat Jepang. Termasuk 80 persen pelanggan loyal kami kembali ke Jepang. Dilanjutkan Jakarta masuk PPKM 4 yang melarang dine in hanya order take away seringkali hari – hari nihil order,” Terang Akbar.
Tetapi, ibarat pepatah Melayu. Mengatakan sekali layar terkembang, pantang surut ke belakang. Kondisi Naik – turun, terjal – landainya perjalanan bisnis Misticanza terus dijalani. Bersama General Manager Misticanza, Miza Yazawa. Akbar terus berpikir memutar otaknya mencari bagaimana solusi agar tetap bertahan.
Miza Yazawa sebagai GM pun terus berpromosi dengan menu baru kepada 10.000 data base klien Jepang mereka. Termasuk kepada ekstratirat Jepang yang saat ini telah kembali ke Indonesia. “Alhamdulilah, setelah dua tahun perjalanan covid. Kami tetap bertahan.” Kata Akbar.
Semoga jelang bulan Ramadhan ini. Kondisi terus membaik dan kondusif agar keadaan ekonomi kita kembali pulih dan masyarakat bisa beraktivitas seperti sebelumnya. “Semoga.” Harap Akbar. (Red)