WAGATABERITA.COM – JAKARTA. Penyakit Hepatitis Akut belakangan ini menyerang anak – anak di Eropa, Amerika bahkan Asia. Badan Kesehatan Dunia (WHO) sendiri bahkan telah menyatakan Kejadian Luar Biasa (KLB) pada kasus penyakit yang terjadi sejak 15 April 2022 lalu dan belum diketahui penyebabnya.
Kementerian Kesehatan Indonesia telah memberikan peringatan kewaspadaan pada dua pekan terakhir karena adanya tiga pasien anak yang dirawat di RSUPN Dr. Ciptomangunkusumo Jakarta meninggal dunia karena diduga menderita Hepatitis Akut yang penyebabnya belum diketahui tersebut.
Tiga pasien rujukan dari rumah sakit di Jakarta Timur dan Jakarta Barat dengan gejala mual, muntah, diare berat, demam, kuning, kejang dan penurunan kesadaran yang akhirnya meninggal dunia ini membuat Kementerian Kesehatan RI terus berupaya lakukan investigasi penyebab terjadinya hepatitis akut tersebut.
Saat ini pemeriksaan panel virus dilakukan secara lengkap. Bahkan penyelidikan epidemiologi lebih lanjut dilakukan Dinas kesehatan Provinsi DKI Jakarta. “Selama masa investigasi, masyarakat kami himbau berhati – hati dan tetap tenang.” kata dr. Siti Nadia Tarmizi, M.Epid Juru Bicara Kementerian Kesehatan dikutip laman menteri kesehatan Jumat (06 – 05 – 2022).
Dokter Nadia juga berpesan pencegahan seperti mencuci tangan dan makanan dipastikan dalam kondisi matang dan bersih. Bergantian alat makan juga tidak dilakukan termasuk menghindari kontak dengan orang sakit dan selalu laksanakan protokol kesehatan wajib dilakukan.
Diminta bila anak memiliki gejala kuning, perutnya sakit, bahkan muntah dan diare mendadak dengan buang air kecil berwarna teh tua dan buang air besar berwarna pucat. Terjadi kejang bahkan penurunan kesadaran wajiblah anak tersebut segera diperiksa ke layanan kesehatan terdekat.
Sementara di informasikan sejak WHO resmi menyatakan KLB pada penyakit tersebut jumlah korban dilaporkan terus bertambah. Telah lebih 170 kasus dilaporkan 12 negara dimana pertama diterima tanggal 5 April 2022 dari Inggris Raya terdapat 10 kasus Hepatitis Akut dan Tak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology).
Kasus yang terjangkit pada anak berusia 11 bulan hingga 5 tahun di periode Januari – Maret 2022 di Skotlandia Tengah. Dilanjutkan kasus yang terjadi pada anak berusia 1 bulan hingga 16 tahun. Dari kasus tersebut diketahui ada 17 anak di antaranya (10%) memerlukan transplantasi hati, sementara ada 1 kasus dilaporkan meninggal.
Gejala klinis yang teridentifikasi pada kasus ini adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (Penyakit Kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah). Tetapi sebagian besar kasus ini tak ditemukan gejala demam.
Penyakit yang belum diketahui sebabnya ini bahkan pemeriksaan laboratorium luar negeri yang dilakukan tak menemukan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E sebagai penyebab penyakit ini. Adenovirus yang terdeteksi pada 74 kasus di luar negeri setelah dilakukan tes molekuler ini teridentifikasi sebagai F type 41. Bahkan SARS – CoV – 2 ditemukan di 20 kasus penyakit ini dan 19 kasus terdeteksi adanya ko – infeksi SARS – CoV – 2 dan adenovirus.
Sementara melakukan antisipasi pada penyakit ini Kementerian Kesehatan melalui Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit telah menerbitkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 Tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April 2022. (Red)