WAGATABERITA.COM – PROBOLINGGO. Guna meredam konflik antar umat beragama, pasca terjadinya aksi Genosida terhadap etnis Rohingya, yang merupakan warga minoritas muslim di Myanmar, pada beberapa hari lalu.
Senin (04/09/2017), Kepolisian resort kota Probolinggo atau Polresta menggelar rapat koordinasi lintas agama, yang digelar di Klenteng Sumber Naga, Tridharma, Probolinggo, Jalan Wr Supratman, kelurahan Mangunharjo, kecamatan Mayangan.
- ANTISIPASI KORUPSI, DPRD TRENGGALEK IKUTI WORKSHOP BERSAMA KPK
- DPRD TRENGGALEK SAHKAN PERDA BAHAYA NARKOBA & PENYAKIT MENULAR
- MENTERI PPPA KAMPANYE THREE ENDS DI SURABAYA
- DEWAN SETUJUI RAPERDA PERUBAHAN APBD JATIM TA 2017
- PEMBENGKAKAN BELANJA HIBAH DAN BANSOS PEMKAB TRENGGALEK, WAKIL RAKYAT ANGKAT BICARA
Rakor digelar, guna menjaga stabilitas keamanan umat beragama di kota Probolinggo. Sejumlah poin dihasilkan pada pertemuan lintas agama ini, diantaranya menjaga stabilitas keamanan antar umat beragama, dengan mencegah aksi – aksi yang dapat memicu terjadinya konflik, dan memancing munculnya isu sara. Menyamakan persepsi jika krisis kemanusiaan di Myanmar, bukanlah menyangkut masalah agama. Serta mengajak masyarakat menggalang bantuan sosial, bagi warga etnis Rohingya.
Guna menyamakan visi menjaga kondusifitas keamanan, para tokoh dan pemuka agama setempat. Lantas bergantian membubuhkan tanda tangan, diatas kanvas putih sebagai bentuk solidaritas, atas krisis kemanusiaan yang tengah menimpa warga etnis Rohingya.
Kapolresta Probolinggo, AKBP Alvian Nurrizal mengatakan, atas pertemuan itu, para pemuka agama dan organisasi kemasyarakatan di kota Probolinggo, sepakat bahwa kekerasan yang menimpa etnis Rohingya di Myanmar, adalah sebuah pemusnahan etnis secara massal atau Genosida. Dan bukanlah konflik antar agama.
“Jadi kejadian di Myanmar bukanlah masalah agama. Dengan rakor ini kami menghimbau masyarakat agar tidak melakukan aksi – aksi yang bisa memicu terjadinya konflik lebih luas, dan profokatif,” tegas Alvian.
Sementara itu, forum kerukunan beragama kota probolinggo (FKUB), menghimbau masyarakat agar berhati – hati dalam menyikapi, atas maraknya foto – foto maupun video hoax dengan isu sara, yang banyak beredar di media sosial. “kami harap masyarakat, bisa memilah mana informasi yang benar dan hoax, dan tentunya harus bisa membedakan mana informasi yang sudah tervalidasi atau belum,” jelas Abdul Halim, ketua FKUB kota Probolinggo. (Zulkiflie/Halu)